Racun

Alkisah disuatu negara Islam hiduplah seorang Gadis bernama Laela sudah menikah sama orang Laki2 bernama Ahmadsebagai suaminya. Dan akhirnya Laela mengikuti suaminya yang dicintainya, karena Laela baru membina mahligai rumah tangga dan hidup satu rumah bersama orang tua Achmad sebagai mertua Laela.

Belum lama tinggal bersama mertuanya dirumah itu, bahwa Laela merasa tidak bisa rukun sama sekali dengan mertuanya, disebabkan mertuanya punya watak yang berbeda keras dan diktator, kebiasaan mertuanya yang sangat menjengkelkan Laela, apalagi mertuanya sering marah dan mencela Laela.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan Laela dan mertuanya selalu terlibat perdebatan dan pertengkaran, karena Laela sebenarnya kurang tentang ilmu agama Islam, jadi semakin hari keadaan hubungan Laela sama mertuanya semakin buruk, apalagi kalau mengikuti hukum Al Quran dan Al Hadist.

Seorang Laela sebagai menantu harus patuh dan menghormati sama Ibu mertua layaknya seperti Ibu kandungnya. Ahmad sebagai putra dan suami hatinya sangat tertekan setiap hari menyaksikan Ibu kandung dan Istrinya terlibat pertengkaran karena Istrinya tidak mau mengalah, akhirnya Laela merasa tidak sanggup lagi menghadapi watak Ibu mertuanya yang sangat diktator.

Pada suatu hari Laela memutuskan harus berbuat sesuatu, dikemudian hari pergilah Laela meninggalkan rumah untuk menemui orang Bijak yang selalu menolong orang sakit  (Difinisi sakit banyak sekali dalam ilmu Hikmah). Laela bertemulah sama orang Bijak dan menceritakan semua apa yang dialami Laela dalam membina rumah tangga dan hidup bersama mertuanya.

Untuk bisa menyelesaikan masalah yang ia hadapi dengan mertua, berkatalah Laela meminta tolong sama orang Bijak "sebuah cairan Racun" Orang Bijak berpikir sejenak lalu berkata "Laela aku akan membantumu, tapi kamu harus mentaati perintahku". Laela menjawab "baiklah saya akan melakukan dan mentaati perintah Bapak asal masalah saya selesai".

Orang Bijak masuk kedalam kamar beberapa menit, kemudian keluar dengan membawa sebuah bungkusan ditangan. "Laela kamu tidak boleh menggunakan Racun yang keras untuk menyingkirkan Ibu mertuamu, karena orang2 nanti akan curiga, maka kuberi kamu ramuan yang perlahan lahan akan menimbun Racun dalam tubuh Ibu mertuamu, setiap hari hidangkan masakan yang enak2 dan lezat, lalu masukkan Racun ini kedalam mangkuk sayur Ibu mertuamu, nanti agar tidak ada orang lain yang curiga kalau Ibu mertuamu meninggal, mulai sekarang kamu harus bersikap baik dan manis sama Ibu mertuamu dan jangan lagi bertengkar dengannya, taati segala perintahnya dan perlakukan Ibu mertuamu sebagai seorang Ratu" kata orang Bijak

Laela merasa sangat senang dan berterima kasih kepada orang Bijak, dan Laela segera mohon pamit pulang untuk melaksanakan rencananya. Minggu berganti bulan, waktu terus berjalan dan tiap hari Laela menghidangkan makanan yang lezat khusus untuk Ibu mertuanya. Laela ingat betul nasihat orang Bijak, supaya tidak bertindak ceroboh dan ada nilai plus buat Laela sekarang bisa mengendalikan amarahnya, menuruti segala perintah Ibu mertuanya dan memperlakukan seperti Ibu kandung sendiri.

Setelah (6) enam bulan keadaan rumah tangga Laela dan hubungan sama Ibu mertuanya sangat berubah, dan Laela bisa mengendalikan emosinya tidak pernah marah atau jengkel sama Ibu mertuanya, Laela sudah tidak pernah bertengkar lagi, apalagi Ibu mertuanya sekarang tampak lebih ramah dan mudah dilayani.

Sikap sang mertua terhadap Laela berubah dan mulai menyayangi Laela seperti anak kandungnya sendiri. Ibu mertuanya selalu berkata sama kerabat dan teman temannya bahwa Laela adalah menantu yang paling baik. Laela dan Ibu mertuanya sekarang sangat rukun bagaikan anak dan Ibu kandungnya. Suami Laela merasa sangat bahagia menyaksikan perubahan Istrinya dan Ibu kandungnya sangat rukun.

Pada suatu hari Laela pergi untuk menemui orang Bijak memohon pertolongan lagi, "Bapak yang saya hormati mohon bantu saya untuk menyelamatkan Ibu mertua yang kena Racun itu dan Ibu mertua sekarang sangat berubah baik dan sayang dan saya sangat mencintainya seperti Ibu kandung dan saya tidak ingin Ibu mati karena Racun yang saya berikan kepadanya".

Orang Bijak tersenyum sambil berkata "Laela tidak ada yang perlu dikhawatirkan, aku tidak pernah memberimu Racun dan ramuan yang kuberikan kepadamu adalah vitamin dan obat kuat untuk kesehatan Ibu mertua kamu. Racun yang sebenarnya tersimpan adalah dipikiran dan sikap achlakmu terhadap Ibu mertuamu. Namun semua Racun itu sekarang telah terkikis habis oleh Cinta dan Kasih Sayang yang kamu berikan kepada Ibu mertuamu".  


****************

Pernahkah kamu sadari bagaimana memperlakukan orang lain adalah sebagaimana orang lain itu akan memperlakukan kepadamu dan orang yang mencintai orang lain akan mendapatkan cinta dari orang itu juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manaqib Sayidah Fatimah az-Zahra al-Batul binti Muhammad SAW

Manaqib al-Habib Husein bin Muhammad bin Thohir Al - Haddad

al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih (Malang)