Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Kisah Imam Ahmad dan Kuli

  Suatu hari putra Imam A h mad menyewa seorang kuli untuk mengangkat barang dari pasar ke rumah.  Ketika sampai di rumah beliau, kuli itu mencium aroma roti.  Mereka (keluarga Imam A h mad) memberinya sepotong, tetapi sang kuli menolaknya.  Ketika sang kuli meninggalkan rumah beliau, Imam A h mad memerintahkan putranya untuk mengejarnya dan memberikan roti itu kepadanya.  Anehnya sang kuli mau menerimanya.  Peristiwa ini menarik perhatian putra Imam A h mad dan ia pun bertanya kepada ayahnya: “Duhai ayah, mengapa ia mau menerima roti itu setelah meninggalkan rumah ini, sedangkan sebelumnya ia menolaknya?” “Kuli itu seorang yang saleh.  Ia sedang berpuasa.  Ketika mencium aroma roti tersebut nafsunya menginginkannya.  Oleh karena itu, ketika diberi roti itu ia menolaknya.  Setelah ia pergi, nafsunya sudah tidak menginginkan roti itu lagi, maka ketika engkau memberikannya, ia pun menerimanya,” jawab Imam A h mad. Hikmah Di Balik Kisah Orang-orang yang beriman menerapkan a

Kisah Ibrâhîm bin Adham Menggendong Sahabatnya Melalui Tiga Kota

  Alkisah pada suatu hari Sahl melakukan perjalanan bersama Ibrâhîm bin Adham radhiyallâhu ‘anhu . Selama perjalanan, Ibrâhîm bin Adham[1] membiayai segala keperluan Sahl hingga uang beliau habis tak bersisa.  Dalam perjalanan tersebut, Sahl kemudian sakit dan membutuhkan sesuatu. Karena tidak lagi memiliki uang, Ibrâhîm bin Adham pun menjual keledainya dan menggunakan uang hasil penjualan keledai tersebut untuk membeli keperluan Sahl. Melihat Ibrâhîm bin Adham kembali tanpa keledainya, Sahl bertanya kepada Ibrâhîm, “Duhai Ibrâhîm, kemanakah kiranya keledai tungganganmu?” “Aku telah menjualnya, saudaraku” jawab Ibrâhîm. “Duhai saudaraku, bagaimana kita akan melanjutkan perjalanan kita tanpa kendaraan?” sela Sahl kepada sahabatnya. “Jangan khawatir, aku akan menggendongmu,” jawab Ibrâhîm bin Adham dengan ringan dan kemudian menggendong sahabatnya hingga melalui tiga kota.[2] Hikmah di Balik Kisah Dalam kisah di atas kita dapat melihat bagaimana Ibrâhîm bin Adham radhiyal

Manaqib Habib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsy (Shohibul Maulid)

Gambar
Habib Ali lahir di desa Qosam pada hari jum’at, 24 syawal 1259 H / 1839 M; dan diberi nama Ali oleh Al-Allamah Sayyid Abdullah bin Husein bin Tohir untuk mengambil berkah dari Sayidina Ali Kholi’ Qosam. Ibunda beliau, Sayidah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al Hadi Al Jufri ( lahir tahun 1240 H ), berasal dari kota Syibam, adalah seorang yang sangat gemar mengajar dan berdakwah, yang memiliki banyak karomah. Ayahanda beliau, Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi (lahir, 18 jumadil akhir 1213 H) adalah Mufti Haramain di masanya. NASAB HABIB ‘ALI ‘Alî bin Muhammad bin Husein bin ‘Abdullâh bin Syeikh bin ‘Abdullâh bin Muhammad bin Husein bin Ahmad Shâhib asy-Syi’b bin Muhammad Asghar bin ‘Alwî bin Abû Bakar al-Habsyî bin ‘Alî bin Ahmad bin Muhammad ‘Asadullâh bin Hasan at-Turabî bin ‘Alî bin al-Faqîh al-Muqaddam Muhammad bin ‘Alî bin Muhammad Sâhib Mirbath bin ‘Alî Khali’ Qasam bin ‘Alwî bin Muhammad bin ‘Alwî bin ‘Ubaidillâh bin al-Muhâjir Ahmad bin ‘Îsâ bin Muhammad Nagîb b