Kubangan Lumpur dan Semak-Semak
Mud Puddles and Dandelions
Apabila aku melihat sebidang tanaman rumput, aku hanya melihat kumpulan semak-semak yang hanya akan mengotori halamanku. Namun, anakku membayangkannya sebagai bunga untuk Ibunya, lalu meniup bulu-bulu tipis yang mengelilingi bunganya.
Apabila aku melihat pemabuk tua yang tersenyum kepadaku, aku
membayangkan orang yang jorok dan bau yang mungkin mengharap pemberian
uang dariku. Kemudian akupun menyingkir jauh-jauh darinya. Namun, anakku
melihatnya sebagai orang yang tersenyum kepadanya lalu ia membalas
senyumnya.
Apabila aku
mendnegar musik yang kusukai, aku tahu aku tidak dapat mengikuti nada
dan ritmenya. Jadi, aku hanya duduk mendengarkan dengan asyik. Namun,
anakku dapat merasakan pukulan dan ketukannya lalu bergerak mengikuti
iramanya. Ia juga melantunkan liriknya, dan bila tidak hafal ia
mengarang sendiri syairnya.
Apabila aku merasakan hembusan angin di mukaku, aku segera mengambil
sikap membelakanginya karena tiupannya hanya akan mengacaukan tatanan
rambutku dan menahan laju langkahku. Namun, anakku menutup matanya,
mengembangkan kedua tangannya, lalu bergaya seakan terbang. Tidak lama
kemudian terengar suara tawanya mengiringi tubuhnya yang jatuh
bergulingan.
Apabila aku berdo'a, aku berkata, "Tuhan berilah aku ini, karuniailah aku itu." Anakku berkata, "Tuhan, terima kasih. Engkau telah banyak memberiku berbagai mainan dan mengenalkanku kepada banyak teman. Singkirkanlah mimpi buruk dariku malam ini. Maaf, aku belum ingin pergi ke Surga sekarang, karena khawatir rindu kepada Mama dan Papaku."
Apabila aku melihat kubangan lumpur, aku berjalan menghindarinya, terbayang olehku sepatu berlumpur dan karpet yang kotor. Namun, anakku akan duduk di atasnya. Membayangkan bendungan, sungai yang harus diseberangi, dan cacing yang bisa diajak bermain.
Apabila aku berdo'a, aku berkata, "Tuhan berilah aku ini, karuniailah aku itu." Anakku berkata, "Tuhan, terima kasih. Engkau telah banyak memberiku berbagai mainan dan mengenalkanku kepada banyak teman. Singkirkanlah mimpi buruk dariku malam ini. Maaf, aku belum ingin pergi ke Surga sekarang, karena khawatir rindu kepada Mama dan Papaku."
Apabila aku melihat kubangan lumpur, aku berjalan menghindarinya, terbayang olehku sepatu berlumpur dan karpet yang kotor. Namun, anakku akan duduk di atasnya. Membayangkan bendungan, sungai yang harus diseberangi, dan cacing yang bisa diajak bermain.
Jadi,
aku tidak heran kalau kita diberi anak agar dapat mengajari kita, atau
kita belajar darinya. Tidak aneh apabila Tuhan mencintai anak kecil.
Karena itu, nikmatilah hal-hal kecil dalam kehidupan ini, karena suatu saat nanti kau akan melihat ke belakang dan menyadari bahwa sesungguhnya semua itu penting.
Karena itu, nikmatilah hal-hal kecil dalam kehidupan ini, karena suatu saat nanti kau akan melihat ke belakang dan menyadari bahwa sesungguhnya semua itu penting.
Komentar
Posting Komentar